October 24, 2012

Time to say Goodbye...


Seperti ocehan saya sebelumnya, kemarin kami sekeluarga menghadiri acara peng-kremasi-an (saya ga tau istilah yang paling tepat untuk ini... Bah!!) ayah mertua kerabat kami di gereja... Menghadiri acara duka adalah seperti sebuah cubitan keras di pangkal lengan saya, yang menyadarkan saya bahwa segimanapun kita di dunia, tetap akan tiba waktunya kita menghadap Sang Pencipta ...
Walau dikemas dalam bentuk yang bagaimanapun juga, tetaplah perpisahan itu sesuatu yang menyakitkan hati, mematahkan semangat, dan meremukkan jiwa ... Saya ga tau sampai kapan waktu saya di dunia, sampai kapan waktu suami saya, sampai kapan waktu anak-anak saya, bahkan sampai kapan waktu orang tua saya... Tapi saya tau, dan harus selalu ingat, bahwa suatu saat waktu itu pasti akan tiba....!!

Ini kedua kalinya saya menghadiri pemakaman/pengkremasian di Belanda. Walau secara bahasa menggunakan istilah "begrafenis", tapi orang Belanda pada umumnya lebih senang menyebutnya "afscheidnemen" yang artinya kurang lebih 'time to say goodbye' *terjemahan ala saya hehe*...  Tapi istilah ini bukan tanpa alasan, karena acara pemakamannya sendiri memang lebih terlihat sebagai acara perpisahan dibandingkan acara penguburan/pengkremasian...
Bagi orang Belanda, acara pemakaman sifatnya private. Tamu yang diundang hanyalah keluarga dekat, dan sahabat-sahabat dekat almarhum dan anggota keluarga inti. Kurang lebih ada sekitar 50an orang banyaknya... Acaranya pun bersifat personal seperti misalnya menyanyikan lagu-lagu kesukaan almarhum, or simply just a sound of the song from the record, cerita dan kesan dari anak cucu atau sahabat terdekat, dan (kadang-kadang....tidak semuanya demikian) pemutaranslideshow foto-foto almarhum semasa hidup. Pada acara pemakaman yang pertama kali saya hadiri, karena merupakan anggota jemaat gereja, maka dalam acara 'afscheidnemen' tersebut terselip renungan khotbah dari pendeta. And that's pretty much it....
Saya lalu jadi terbayang acara pemakaman di Indonesia, atau di Manado lebih tepatnya... Acara dimulai jam 1 siang, kadang baru selesai jam 5 sore, tergantung berapa banyak orang yang kasih sambutan... Udah gitu biasanya dihadiri oleh bejibun pelayat, apalagi kalau keluarga yang berduka adalah orang terpandang. Semakin terpandang keluarga, semakin banyak dan semakin tinggi jabatan orang-orang yang memberi kata sambutan... Padahal kadang-kadang, yang bersangkutan kenal juga ngga sama yang meninggal... Ckckckckckkk.....

Acaranya sendiri hanya berdurasi sekitar 2 jam, sudah termasuk acara koffiedrinken alias makan minum hidangan alakadarnya di cafetaria. Normalnya tersedia kopi dan teh (tentu saja), dan roti isi keju atau ham. Ini servis dasar yang disediakan oleh petugas gedung pemakaman/pengkremasian. Bila almarhum membayar asuransi untuk paket  yang sedikit lebih mahal, maka hidangan pun bertambah dengan kue hangat seperti roti sosis.

Asuransi..????
Iya... Begini ceritanya... Menginjak umur 40 tahun (tergantung asuransinya.. teman saya sih masih 20an tahun sudah ditelpon hihihihiii), asuransi akan mengontak pemegang polis untuk pendaftaran pelayanan setelah meninggal. Daftar pertanyaan mereka kurang lebih adalah; ntar meninggal mau dikubur ato dikremasi.. Trus pake peti beli ato peti sewa... Ntar mau disemayamkan dimana... Kalo mati nanti bakal ngundang berapa orang... Suguhan buat pelayat maunya makanan panas ato dingin... Yang seperti itulah kurang lebih pertanyaannya... Gelo banget kan kalo kita pas lagi sakit, trus doa sampe nangis-nangis minta diberi umur panjang, eh tiba-tiba dapat telpon yang isinya kayak begini... wkwkwkwkwkkkk.... *ROTFL*

Memang salah satu kelebihan tinggal di Belanda, asuransi (dan pajak) membantu kita meng-coverbeberapa hal basis. Tugas kita hanya RAJIN bayar premi aja hahahahahaa.... Waktu si abang lahir, kami ga perlu pusing mikirin biaya operasi di rumah sakit yang beribu-ribu euro itu. Asuransi sudah bereskan... Waktu saya harus mendapat perawatan ekstra pasca lahiran dedek, kami ga perlu risau sama pembayarannya. Asuransi sudah bereskan... Nanti pun, sekiranya meninggal, kami ga perlu khawatir gimana menjamu para pelayat. Asuransi (berjanji) bereskan hahahahahahahaaaa 

Ya itulah hidup di Belanda.. Segala sesuatu, mulai dari hal-hal besar hingga ke hal-hal kecil, semua harus di-regel. Kadang menyebalkan juga. Ngapain sih yang begini aja mesti diatur... Tapi itulah bedanya kita dengan mereka; we tend to simplify complicated things, while Dutch tend to complicate simple things... Tapi that's typical Dutch. Semua harus ter-planning dengan baik... The longer you stay in the Netherlands, the more you can see this benefits you....

Oiya, waktu lagi koffiedrinken, saya dengar gosip-gosip tak sedap tentang kinerja rumah sakit dan rumah jompo disini... Saya bisikin di postingan berikutnya aja yaa.... ;) Sekarang saya mau jemput abang di sekolah... Sekalian mau bagi-bagi traktatie (traktiran) buat teman-teman abang dalam rangka hutnya kemarin *telat banget yak...wkwkwkwkwkkkk*

Until then...

Much Love,